Judul: The Viscount who Loved Me
Penulis: Julia Quinn
Genre: Historical Romance
Penerbit: HarperCollins
Terbit: 2004
Tebal: 283 halaman
Bahasa: English
Format: eBook
Sinopsis:
Ah, tiba-tiba inget pepatah “Tak ada akar, rotan pun
jadi”
Nah, kalo Anthony jadinya: “Tak suka adeknya, mbaknya
pun jadi” kekeke
Dan perumpamaan kisah ini hampir sama seperti peribahasa
di atas.
Jadi intinya adalah buku ini menceritakan kisah mengejutkan
seorang Anthony Bridgerton yang ‘awalnya’ hanya ingin mencari seorang istri dan
calon ibu untuk anak-anaknya nanti. Otomatis, seorang viscount sekaligus
bujangan Bridgerton sepertinya tidak akan memilih seorang wanita begitu saja,
apalagi hanya dengan sekali pandang atau mendengar desas-desus betapa cantik
atau anggunnya seorang wanita itu.
He needs evidences and proves it by himself. Caranya?
Ala-ala Anthony lah ya pastinya. Karena dia adalah seorang laki-laki dewasa
yang sedikit brutal jika menyangkut harkat dan martabat keluarganya (aduh, kok
jadi ngelantur) tapi sangat menghargai seorang wanita. Sasarannya adalah
seorang putri dari keluarga Sheffield
bernama Edwina namun entah mengapa malah perhatiannya jadi teralih pada
kakaknya yang bernama Kate.
Anehnya, aku sedikit kehilangan daya tarik dengan buku
kedua ini. Mungkin karena aku terlalu terpukau dengan buku pertama (The Duke
and I) dan menginginkan sesuatu yang baru muncul di sini. Aku ngerasa pola yang
penulis buat untuk cerita ini dan cerita sebelumnya hampir sama, meskipun kisah
dua pasangan bridgerton itu benar-benar berbeda. Mungkin karena kedua karakter
utama di sini sudah dewasa. Secara pribadi, aku pembaca yang menyukai
karakter-karakter nakal. Jadi, sedikit banyak itu memengaruhi penilaianku
terhadap suatu buku selain ceritanya. Nggak tau kenapa terasa ada yang kurang
dari cerita ini. Kurang greget gitu ya, atau gimana aku juga bingung. Yang
jelas emang kerasa kurang ‘euh’ ketimbang buku pertama.
Mungkin juga karena interaksi antara Anthony dan Kate yang
dewasa, tapi menurutku tetap mengesankan karena mereka sama-sama bijak (mungkin
karena faktor umur) *gubrak*. Aku juga merasakan kehangatan keluarga Bridgerton
agak kurang ditonjolkan di sini.
Justru, aku lebih terkesan dengan interaksi keluarga
Sheffield. Aku bahagia menngetahui Kate dan Edwina mendapat perlakuan yang sama
meskipun mereka bersal dari satu ayah namun dengan ibu yang berbeda, rasanya
hangat sekali melihat Kate sangat menyayangi Edwina begitupun sebaliknya. Dan
ibu mereka mencintai mereka berdua.
Well, meski begitu aku tetap suka. Tapi kebanyakan
waktuku tersita untuk melakukan hal lain daripada melanjutkan membaca buku ini.
Padahal jika menilik pada buku sebelumnya, aku akan lebih memilih meninggalkan
bakso di meja daripada melewatkan buku itu.
Lady Whistledown masihlah menjadi daya tarik
tersendiri dari buku ini. Dan yang nyebelin lagi, aku malah jadi lebih
penasaran sama lady ini dari sebelumnya. Hehehe
Rating: 3,8/5 stars
Tidak ada komentar:
Posting Komentar